Awasi Minyak Sawitmu


            Kelapa sawit merupakan tumbuhan yang dapat menghasilkan minyak masak, minyak industri, dan bahan bakar atau biodiesel. Industri kelapa sawit menghasilkan keuntungan besar dalam menunjang perekonomian sektor perkebunan di Indonesia. Banyak lahan hutan dan lahan perkebunan lainnya dibuka dan kemudian ditanami tanaman kelapa sawit. Kelapa sawit menghasilkan buah berwarna merah kehitaman yang kemudian diproses untuk dijadikan minyak kelapa sawit. Indonesia merupakan penghasil minyak kelapa sawit terbesar di duniai. Hampir seluruh wilayah di Indonesia terdapat perkebunan kelapa sawit. Minyak kelapa sawit adalah minyak yang diperoleh dari proses pengempaan daging buah kelapa sawit (mesocrap) tanaman Elaeis guineensis Jacq. Minyak sawit kasar yang dikenal dengan istilah CPO (Crude Palm Oil) adalah minyak yang diperoleh dari ekstraksi dari bagian mesokrap buah. (Seto, Sagung. 2001).            Penentuan ketika panen buah kelapa sawit sangat menentukan. Kandungan minyak tertinggi dalam buah adalah pada saat buah akan membrondol atau melepas dari tandannya. Kematangan tandan dinyatakan dengan jumlah buahnya yang membrondol.
            Hasil penelitian mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki keunggulan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Minyak sawit juga memiliki keunggulan dalam hal susunan dan nilai gizi yang terkandung di dalamnya. Hasil penelitian menyatakan bahwa kandungan kolesterol dalam satu butir telur setara dengan kandungan kolesterol dalam 29 liter minyak sawit. Minyak sawit dapat dinyatakan sebagai minyak goreng nonkolesterol (kadar kolesterolnya rendah). (Yan Fauzi, 2002). Minyak sawit sering digunakan sebagai bahan baku minyak goreng, margarin, sabun, kosmetik, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk berbagai macam fungsi karena keunggulan sifatnya  yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik (Wikipedia,2015).
            Saat ini pemerintah sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan berkelanjutan atau yang sering disebut sutainable development. Pembangunan berkelanjutan adalah kegiatan membangun sesuatu yang bersifat lama tanpa adanya dampak yang berakibat pada generasi yang akan datang. Pembangunan berkelanjutan tidak boleh mengkorbankan sesuatu yang bersifat merusak atau memusnahkan. Pemanfaatan minyak sawit yang berkelanjutan artinya adalah memanfaatkan atau menggunakan minyak sawit dengan memperhatikan tiga aspek yaitu lingkungan, sosial, dan ekonomi. Menggunakan minyak sawit secara bijak harus sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. Target dari pembangunan ini adalah konsumen minyak sawit itu sendiri. Konsumen yang bijak adalah konsumen yang menggunakan minyak sawit, mengelola minyak sawit, dan memilih minyak sawit yang berkualitas dan tidak membahayakan kesehatan.
            Minyak goreng yang baik adalah minyak goring yang memiliki aroma khas dan tidak basi. Apabila aroma dari minyak tersebut sudah basi atau tengik, berarti minyak tersebut sudah  rusak dan apabila dikonsumsi menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Dari segi warna, minyak goreng yang baik terlihat being dan jernih. Setiap produk yang ada pada kemasan pasti memiliki label kadaluarsa dan kandungan lemak. Konsumen harus memilih komposisi lemak  yang rendah. Komposisi lemak yang tinggi akan mengakibatkan kolesterol bagi yang mengkonsumsinya. Konsumen minyak goreng sering menggunakan kembali minyak tersebut hingga beberapa kali sehingga berwarna coklat kehitaman. Padahal hal tersebut justru merusak struktur kimia dari minyak tersebut dan menyebabkan kanker. Pengolahan minyak goreng yang benar adalah dengan tidak melakukan pemanasan terlalu lama dan menggunakan minyak tersebut sekali saja. Bekas minyak goring atau yang sering disebut minyak jelantah dapat dijual ke pengepul atau di bank sampah untuk kemudian dikirim dijadikan bahan bakar yaitu biodiesel. Masyarakat Kalimantan Selatan sering membuang minyak bekas tersebut kebawah rumah mereka yang mayoritas adalah rawa dan sungai. Hal tersebut merupakan tindakan yang salah dan tidak sesuai dengan pembangunan berkelanjutan. Dari segi lingkungan, hal tersebut tentunya akan mengganggu kelangsungan hidup biota air. Selain itu, masyarakat sering membeli minyak yang tidak higienis atau terkadang dalam bentuk literan di pasaran. Hal itu belum tentu sehat untuk dikonsumsi. Kandungan lemak tidak ada di plastic kemasan tersebut. Masyarakat juga sering membeli minyak yang sudah mengendap alias beku yang tidak baik dikonsumsi karena mengandung karsinogen. Minyak goreng yang baik adalah minyak goring yang tidak serik di tenggorokan dan tidak beku.

            Konsumen bertindak sebagai pemilih yang nantinya akan berakibat pada kesehatan, lingkungan, ekonomi dan sosial. Konsumen akan menentukan apakah minyak tersebut yang dipilih itu sehat dan dikelola dengan baik. Konsumen yang bijak adalah konsumen yang tidak akan meninggalkan prinsip berkelanjutan. Ditangan konsumenlah minyak tersebut akan dikelola sesuai dengan prinsip berkelanjutan yaitu sosial, lingkungan dan ekonomi. 

Komentar