SALAMA POLE ENJ!


Halo Fellas! udah lama gak nimbrung ke medium ini lagi. Beberapa bulan ini memang tugas kuliah serasa numpuk jadi satu dan bersiklus tertutup. Jadi, bisa dibayangkan gimana ngatur waktu dan prioritas kegiatan lah ya hehe. Tapi jujur, kali ini ingin sekali berbagi tentang kisah ENJ 2017! Nyempet-nyempetin nyicil nulis seperti yang sedang sekarang aku jalani ini. Di tengah praktikum sambil nunggu larutan yang dibuat kesaring. Iyaa memang praktikum kali ini mesti sabar ngadepinnya. Belum lagi buka tutup oven lalu timbang. hmm. Cerita ini sebenarnya sebulan yang lalu namun baru sempat sekarang dishare karena pas udah kelar acara ENJ langsung kebut laporan dan tugas kuliah. Hmm jenuh dan super saturated memang hehe! Oke nextt!!

Jadi sebulan lalu, saya bersama 17 teman-teman super keren dari seluruh Indonesia melakukan perjalanan mengesankan yang nama kerennya ENJ (Ekspedisi Nusantara Jaya). Kegiatan ini dibawah naungan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI dan selama seleksi saya terpilih untuk wilayah pelayaran Kalimantan Selatan. Ngomong-ngomong pelayaran banyak banget yang berasumsi kalau ENJ hanya berlayar. Tidak hanya teman-teman saya tapi dosenpun berasumsi demikian. Hmm -,-. ENJ tidak hanya sekadar pelayaran saja, namun memiliki misi untuk daerah 3T. Kali ini tujuan tim kami yaitu Desa Teluk Tamiang, Pulau Laut, Kabupaten Kotabaru, Kalsel. Jarak dari Banjarbaru ke desa ini kurang lebih memakan waktu 12 jam namun faktanyaa kita baru nyampe 18 jam kemudian. Very very unpredictable! Saya akan cerita bagaimana cerita kami selama 9 hari di Teluk Tamiang. Namun, kali ini saya akan cerita tentang agenda 2 hari dulu yaa. 

Perjalanan kami dimulai bersama bis putih itu dan berangkat pada pukul 9.00 Wita dari Banjarbaru. Di tengah perjalanan yang panasnya super, enak kalau dihabiskan dengan tidur saja. Alhasil kegiatan sehari itu cuma tidur di bus saja. Bangun-bangun cuma makan dan sholat saja lalu yaa tidur lagi. Gak tau kenapa memang harinya lagi enak untuk tidur. Pukul setengah 6 sore, kami sampai di pelabuhan Tanjung Serdang, Batulicin, Tanah Bumbu. Dan nampaknya matahari sore itu benar-benar bagus banget. Seolah memberi salam dan mengatakan selamat mengabdi kepada kami. Kegiatan diatas kapal ferry kami habiskan dengan berfoto-foto ria dan menikmati sunset yang benar-benar indah karena cuaca dan langit juga bersih banget. Setelah itu, kami kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan ke Teluk Tamiang. Jalan menuju lokasi awalnya masih enak dan beraspal. Tapi kurang lebih 7 km jalan mulai bertekstur tanah dan terjal. Kurang lebih 4 jam perut kami seolah dikocok dan tubuh kami di lempar sana sini. Kali ini saya gak bisa tidurr. Hanya bisa melihat kanan kiri bukit dan laut. Gelap tanpa penerangan. Anehnya temen-temen malah bisa tidur nyenyakk. Hanya saya dan kak Oni yang nampaknya gak bisa tidur. Setia menemani pak Sopir wkwk. Ceritanya setelah di Lontar (desa yang dekat dengan Teluk Tamiang, katanya maju tapi menurut kami itu super sederhana :( ) kami ke sasar. Harusnya ada perempatan belok tapi kami malah terus sampai ke Teluk Aru. Dan kamii harus putar balikk. Hmm. Tapi memang perempatan disana itu gak simetris jadi kami menganggap itu kaya persimpangan 3 biasa -,-. Setelah putar balik, kak Oni as being our leader menelpon pak Kades Teluk Tamiang. Dan yang buat salut pak Kades rela jemput kami walaupun udah larut malam. Mantabb Pak! Setelah sampai di desa itu, first impression tentang desa ini adalah masyarakat yang tenang, ramah, dan penuh keakraban kekeluargaan. Karena badan udah terlalu capek di banting sana sini, kami pun bergegas mengangkat barang-barang pribadi ataupun donasi yang super berat dan banyak. Selanjutnya semua langsung tidur! *ptttt  Hari pertama terlewati. 
Saya gak ada disini karena meeting point di Banjarmasin tapi saya dan mas Dimas minta jemput di Banjarbaru wkwk

Full Squad ENJ. Terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan. Muali pendidikan, teknik, komunikasi, perikanan, dan guru.

Yipeee

ehemmm wkwk

Keesokan harinya memasuki hari kedua, saya terbangun lebih pagi dari yang lain untuk menikmati suasana pagi. Oh iya, desa teluk Tamiang ini tergolong unik. Kita bisa menikmati sunrise dan sunset sekaligus. Selain itu, pohon mangrove nya ada di center desa. Pagi itu, saya coba untuk jalan-jalan pinggir pantai bersiihhhhh sekali ini. Pasirnya putih sekali dan lautnya biru. Padahal masih pagi lho hmm. Maklum anak yang lama hidup di kota jarang melihat pantai yang masih alami seperti ini. 
Salama Pagi !


Hari kedua kami habiskan untuk menyapa warga sekitar yang super ramaaahh bangett. Senyum-senyum mereka seolah-olah menyambut kami dengan rasa kekeluargaan. Pak Kades memang memberikan arahan untuk menyambut setiap tamu yang datang bagai keluarga sendiri. Pukul 9 pagi, kami berjalan dari lokasi kami menginap ke kantor kepala desa untuk pembukaan. 
Kak Oni dan anak orang -,-

Opening Ceremony

Btw disini baru masuk jaringan internet Telk*ms*el

Bersama Bapak PolAir

Warga Bergotong Royong Memindahkan Batu

Kebetulan beberapa hari kedepan akan ada upacara adat Mappanretasi dan pasti rame sekali. Bersyukur sekali kami bisa menikmati pembukaan upacara, walaupun pada puncak acara kami sudah pulang. Dan yang buat iri nanti akan datang Ibu Susi hmm. -,-.  Masyarakat disini umumnya suku Bugis dan suku Mandar dan mereka saling membaur satu sama lain. Beberapa aktivitas warga nampak sekali rasa kekeluargaan lewat gotong royong antar sesama. Mereka benar-benar tidak dihinggapi rasa bersaing dan hanya ingin membangun bersama. Lewat senyum mereka dan hati mereka yang mulia, setiap langkah kami, rumah demi rumah menyapa dengan senyuman hangat. Tak lupa mereka sering menawarkan kelapa. Jadi, jangan sungkan sungkan jika mereka menawarkan secara cuma-cuma yaaa. Gak hanya satu atau dua tapi lima kelapa sekaligus hmm. Tiap hari kami minum kelapa segar ditemani terik siang hari di pinggir pantai wkwk. Anginnyaa sepoi-sepoi pulaa huuu, sunggguh surga dunia wkwk. Hari itu kami sekalian untuk survei lokasi. Spot dimana saja yang akan kami lakukan pengabdian. Oh iyaa, kami terbagi menjadi beberapa divis. Ada divisi ekonomi, sosial, dan masyarakat, divisi lingkungan dan divisi pendidikan. Semuanya berkolaborasi untuk menciptakan perubahan di desa ini. Walaupun tidak besar, percayalah bahwa sekecil perngorbanan adalah sebuah perubahan dengan kemajuan. 
Lagi Full Squad

Spot

Semangat ya! 

 Sekian dulu untuk cerita ENJ kali ini, kita sambung di hari-hari berikutnya yaaa. Semoga aja ada waktu senggang untuk melanjutkan cerita ENJ di hari selanjutnyaaa. Mau mengutip salah satu quote berikut ini " N'est Personne Parfait " - Bu Muthia. 

------


Komentar