Day 3 "Let's Take an Action"





Hari ke #3 ENJ 2017 kali ini, dimulai dengan melakukan aksi langsung ke lingkungan masyarakat desa Teluk Tamiang. Kebetulan sekali, hari itu hari Minggu dan warga disini memang sudah ada agenda untuk melakukan kegiatan bersih-bersih kampung. Sekalian, karena pekan ini akan diadakan pesta Mappanretasi. Pesta adat masyarakat suku Bugis ini digelar satu kali tiap tahun, dan beruntung sekali saya dan tim dapat menikmati atmosfer opening ceremony pesta adat ini. Tidak sabar rasanya hehe! Oh iya, pesta ini digelar sebagai wujud persembahan rasa syukur masyarakat atas hasil laut yang melimpah pada musim timur. Jujur ya walaupun udah berkali-kali tanya tentang perbedaan musim barat dan musim timur menurut orang Bugis saya masih tidak paham-paham. Ada yang mengkaitkan dengan musim hujan dan kemarau, ada yang mengkaitkan dengan arah bulan dan arah angin dan ada pula yang mengkaitkan dengan arus laut sehingga ikan pada kabur kesana-kemari. Intinya orang Bugis dan orang Mandar adalah pelaut yang hebat. Mereka survive dengan berbagai kendala di laut lepas. Mereka jeli melihat situasi laut dan bahkan membaca cuaca. Ini yang benar-benar menunjukkan bahwa kedua suku ini benar-benar pelaut sejati. Mantap!. Pagi itu beruntung sekali cuaca tidak terlalu terik dan tidak terlalu mendung. Sedang-sedang saja dan layak untuk dibuat beraktivitas diluar.

Sebelum menjalankan proker pada masing-masing divisi, seperti biasa kita briefing pagi dulu dan sekaligus sarapan bareng. Sekalian berdoa agar kami si anak-anak kota dapat mudah berbaur dengan masyarakat desa yang super ramah. Beberapa divisi termasuk divisi saya menjalankan proker pada pagi hari ini. Dari divisi saya menggarap program bersih desa sekaligus cleaning up disekitar pantai. Untuk yang perempuan menjalankan program senam bersama di sebelah selatan pantai. Perjalanan kita mulai dan let's take an action!
Suasana Diskusi

Divisi Lingkungan + Koor ENJ Kalsel

Layatan Ke Rumah Bapak Kades Teluk Tamiang

Dalam perjalanan kita berjumpa dengan nenek-nenek yang rupanya sedang asyik sarapan. Hebatnya hampir seperti sarapan berjamaah, karena tiap rumah pasti ada aja di teras kudapan yang saking panasnya asap dari makanan itu masih mengepul. Hmm karena penasaran saya akhirnya mencoba nih. Kue dengan bentuk kotak dibungkus daun pisang. Nampaknya kenal, dan ternyata benar, namanya adalah buras. Hmm agak kecewa karena saya tidak suka buras yang biasa saya santap di Banjarmasin. Namun, pas sekali mencoba. Hmmm bikin nagih man! Buras disini itu jauh berbeda dengan buras yang ada di Banjar. Disini tanpa ada isi dan rasanya gurih superrrrr!! Saya pikir ini buras yang the best. Disantap dikala masih panas, dicampur kelapa parut, dan gurih karena nampaknya pembuat menambahkan santan yang cukup banyak. Buat kalian, patut mencoba buras suku Bugis ini. 
The Best Buras Ever!!!!!

Bersih-bersih pantai kali ini cukup memuaskan. Masyarakat turut andil dan benar-benar niat banget untuk bersih-bersih. Dari tua, muda dan anak-anak saling bahu membahu memungut sampah, menebas rumput dan banyak aktivitas lainnya. Saya bersama tim juga merasa bahwa kepedulian masyarakat sudah berubah. Menurut cerita bahwa masyarakat desa ini banyak yang membuang sampah ke laut dan buang air besar juga di laut beberapa tahun yang lalu. Namun, sejak adanya pergantian kepala desa yang baru, beliau memberikan program-program seperti penyediakan karung untuk tempat sampah dan membangun MCK komunal. Hasilnya kita dapat lihat bahwa masyarakat mulai mengubah pola pikir mereka. Walaupun masih ada juga yang buang sampah sembarangan. Pelaksanaan senam bersamapun cukup meriah karena partisipasi ibu-ibu dan anak-anak lumayan banyak. Sekitar pukul 12 siang, kegiatan kami selesai dan kami memutuskan untuk istirahat. Capek itu pasti, tapi terobati karena kami diberi pesangon kaluku (kelapa muda) 10 buah. Wah nikmat manaa gaessss. Benar-benar membuat stamina bangkit wkwk. 


Mana yang senam kak? wkkw

Semangat Dek!


Angkat Pak!

Apa ini yang dibakar?


Proker yang terakhir pada hari ini yaitu penanaman pohon. Lokasinya lumayan jauh ya, karena sebelumnya kami bingung mencari lokasi. Disarankan sih ke RT 6 yang lokasinya diujung desa dan superrrr jauh. Akhirnya kami survei lokasi dengan jalan kaki. Tapi untunglah orang sini itu peka banget dengan orang yang butuh tumpangan. Akhirnya naiklah kami dengan pick up hitam yang sedang memuat kaluku. Namun, lokasi di RT 6 ini kurang memadai menurut kami. Daerahnya tidak laik untuk dijadikan tempat penanaman pohon. Akhirnya kami memutuskan untuk melakukan aksi penanaman pohon di daerah MTs dan Lapangan Sepakbola karena cukup gersang sekali. Penanaman kita lakukan sampai sore hari dan secara seremonial dihadiri oleh Bapak kepala desa. Hmm ternyata mencari orang penting dan mengajak beliau untuk hadir di setiap acara itu sangat mudah jika dibandingkan orang di kota hehe.
Nimba air di sumur warga untuk menyiram pohon

HAHAHA

Tidak Full Squad

Riweuh mau nanam

Ini anak-anak segitu passing mereka bagus banget lho!

Sikaatt!!!

Sore hari, setelah selesai melakukan penanaman pohon, kami bergabung dengan warga untuk main bola voli. Sumpah! ini ibu-ibu dengan perawakan yang besar dan kecil smashan mereka mantap, passing dan kontrol bola luar biasa. Bahkan jika harus diuji dengan teman-teman disini bisa kalah telak. Selanjutnya kami mencoba untuk menikmati momen matahari terbenam di dermaga kayu sambil menikmati angin sore. Setelah itu, kami langsung menghabiskan 10 kelapa muda hasil tadi pagi haha. Langsung sikat habis...

----

Komentar